Edukasi Hari TB Sedunia di rumah sakit dilakukan oleh Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Prov Sulbar bersama dokter Spesialis Paru dr.Dewi Kartika Ningsih, Sp.P melakukan Edukasi Kesehatan mengenal Tuberkulosis Paru lebih dekat dalam rangka memperingati Hari TBC Sedunia 2025 , edukasi ini diberikan kepada pasien dan pengunjung rumah sakit yang dilaksanakan pada hari Senin 24 Maret 2025 di ruang tunggu pendaftaran RSUD Prov Sulbar
Adapun materi yang disampaikan adalah Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. TBC utamanya menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang organ tubuh lain.
Kuman Dapat menginfeksi pada otak, paru,usus, kulit, tulang , kelenjar getah bening dan organ lainya.
Kasus TBC diindonesia urutan ke 2 jumlah penderita terbanyak didunia 969.000 kasus TBC 1 orang setiap 33 detik.
Resiko penularan TBC adalah pada orang yang kontak erat dengan pasien Tuberkulosis, Pasien HIV, diabetes melitus, gizi buruk, tinggal dilingkungan padat penduduk , lembab, anak balita, remaja dan perokok.
Bakteri TBC dapat menular melalui udara ketika partikel dahak orang dengan TBC paru keluar pada saat batuk bersin dan berbicara.
Kuman TBC yang keluar, terhirup oleh orang lain melalui saluran pernafasan menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Di dalam tubuh, kuman TBC dilawan oleh daya tahan tubuh.
Jika daya tahan tubuh lemah, orang tersebut menjadi sakit TBC, Jika daya tahan tubuh kuat, orang tersebut akan tetap sehat,
Adapun gejala TBC adalah Gejala Respirasi Batuk selama 2 minggu
atau lebih, Batuk darah, Nyeri dada dan Sesak napas sedangkan Gejala Non – Respirasi Sesak napas, Demam Lemas, Penurunan nafsu makan dan Penurunan berat badan.
Pengobatan TBC Paru yaitu Rifampicin, Isoniazid, Ethambutol, Pirazinamid
Ada 2 Fase yaitu Fase intensif selama 2 Bulan dan Fase lanjutan selama 4 bulan.
Adapun Minum obat TBC yaitu : Minum obat tiap hari pada waktu yang sama, Buat pengingat minum obat di handpohone, Catat durasi pengobatan yang berfungsi untuk memantau waktu pengobatan, kapan obat habis, dan waktu untuk konsultasi kembali, Tempatkan obat di tempat yang mudah terlihat dan Menunjuk orang terlatih sebagai Pengawas Minum Obat (PMO).
Efek samping Obat TBC yaitu : Warna kemerahan pada air seni/kencing, Tidak nafsu makan karena mual/sakit perut, Nyeri sendi, Kesemutan atau rasa terbakar di kaki, Gatal dan kemerahan pada kulit, Kuning pada mata atau kulit dan Gangguan penglihatan.
Adapun cara mencegah TBC yaitu : Vaksinasi BCG usia 0-3 bulan, Olahraga teratur, Berhenti merokok, Istirahat yang Cukup, Hindari kontak erat dengan penderita TBC, Memiliki ventilasi yang cukup, Membuka jendela di pagi hari, Makan makanan begizi, Perhatikan etika batuk
Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) adalah vaksin untuk penyakit tuberkulosis yang dapat memberikan perlindungan terhadap TBC diseminata berat pada anak.
Pertimbangan pemberian vaksinasi BCG termasuk antara lain: Bayi dan anak-anak < 5 tahun dengan pajanan tinggi terhadap TBC paru aktif. Bayi sehat, Anak-anak usia sekolah (usia 7-14 tahun) yang sebelumnya belum mendapatkan vaksinasi.
Zero TBC Indonesia Tahun 2030 ditargetkan untuk Eliminasi TBC di Indonesia
Edukasi berjalan dengan lancar dan Peserta sangat antusias mengikuti edukasi dengan mengajukan beberapa pertayanaan pada narasumber.