Jumlah kasus penyakit lupus di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan informasi dari website Lupus Foundation of America, setidaknya 5 juta orang di seluruh dunia mengidap penyakit lupus dan diperkirakan terdapat 16.000 kasus baru setiap tahunnya. Sebanyak 90% dari orang dengan lupus (odapus) adalah wanita. Penyakit lupus pada umumnya berkembang sejak usia 15 sampai 44 tahun.
Systemic Lupus Erythematosus atau yang biasa disebut Lupus adalah penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Biasanya, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi untuk menjaga tubuh tetap sehat dari penyerang ini. Lupus menyebabkan tubuh memproduksi autoantibodi, yang menghancurkan sel-sel sehat. Autoantibodi ini menyebabkan iritasi, nyeri, dan cedera jaringan di seluruh tubuh.
Lupus disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan, serta perubahan hormonal yang mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sistem imun tubuh kemudian menyerang sel-sel dan jaringan sehat, menyebabkan peradangan dan kerusakan pada berbagai organ.
Jenis-jenis Lupus
Penyakit lupus yang paling umum ditemukan adalah yang menyebabkan gejala pada beberapa bagian tubuh, yang menjadikannya dikenal dengan istilah systemic lupus erythematous (SLE).Selain SLE, jenis lupus yang lain adalah sebagai berikut ini:
1. Cutaneous Lupus Erythematous
Cutaneous lupus erythematous atau discoid lupus erythematous, yang mana lupus terjadi pada kulit. Biasanya, gejala seperti ruam kulit akan muncul pada daerah yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, leher, telinga, lengan, dan kaki. Selain itu, jenis penyakit lupus ini juga dapat menyebabkan rambut rontok dan pitak (bald spot).
2. Drug-induced Lupus
Drug-induced lupus terjadi karena penggunaan obat tertentu, seperti obat antikejang (fenitoin) dan obat antiaritmia (procainamide). Kondisi yang terjadi akibat efek samping konsumsi obat ini hanya terjadi sementara, dan akan membaik ketika konsumsi obat dihentikan.
3. Neonatal Lupus
Neonatal lupus termasuk kondisi langka ketika bayi terlahir dengan lupus. Kondisi ini tidak selalu disebabkan oleh kedua orang tua yang menderita lupus. Namun, bayi yang orang tuanya menderita lupus, memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita kondisi serupa.
Penyebab Penyakit Lupus
1. Faktor Genetik
Faktor genetik memainkan peran dalam perkembangan penyakit lupus. Orang yang memiliki anggota keluarga yang menderita lupus memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini. Selain itu, memiliki kondisi perubahan genetik tertentu juga meningkatkan risiko penyakit lupus.
2. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari yang berlebihan dan zat dari polusi udara serta asap rokok dapat memicu perkembangan lupus pada orang yang rentan terkena penyakit ini.
3. Perubahan Hormonal
Sekilas dijelaskan pada awal paragraf bahwa wanita lebih rentan terkena penyakit lupus. Mengapa? Hormon seks yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh antara laki-laki dan perempuan berbeda. Tubuh wanita menghasilkan hormon estrogen yang dikenal sebagai immuno-enhancing, yang berarti sistem kekebalan tubuh wanita lebih kuat daripada pria.
4. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh
Gangguan ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ yang sehat dalam tubuh. Alhasil, peradangan dan kerusakan pada organ dan jaringan tubuh muncul sehingga menyebabkan penyakit autoimun.
Gejala Penyakit Lupus
- Ruam Kulit yang Khas, Terutama di Wajah
Odapus dikenali melalui ruam kulit yang khas, terutama pada wajahnya. Ruam tersebut membentuk pola yang menyerupai kupu-kupu dan menyebar dari kedua sisi pipi hingga ke hidung. Gejala ini dikenal sebagai butterfly rash. Selain wajah, ruam juga muncul pada anggota tubuh lainnya yang terpapar sinar matahari seperti lengan.
2. Nyeri Sendi dan Pembengkakan
Nyeri sendi dan pembengkakan adalah gejala umum dari penyakit lupus. Gejala ini dapat umumnya terjadi pada sendi di area leher, paha, pundak, dan lengan bagian atas.
3. Demam
Demam tinggi (di atas 37 derajat Celcius) sering kali menjadi gejala dari peradangan atau infeksi yang dialami odapus.
4. Kelelahan yang Ekstrem
Odapus juga mengalami kelelahan yang ekstrem sebagai gejala umum dari penyakit lupus, padahal sudah istirahat dengan cukup. Gejala ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Masalah Ginjal
Berdasarkan informasi dari website Centers for Disease Control and Prevention , setengah dari jumlah odapus juga mengalami masalah ginjal, yang disebut nefritis lupus. Gejalanya meliputi peningkatan berat badan, bengkak pada pergelangan kaki, tekanan darah tinggi, dan penurunan fungsi ginjal.
6. Gangguan pada Organ Dalam seperti Jantung atau Paru-Paru
Penyakit lupus juga dapat memengaruhi organ dalam seperti jantung atau paru-paru dan sehingga menyebabkan gejala seperti sesak napas atau nyeri dada.
Cara Mencegah Penyakit Lupus
Walaupun penyebab pasti dari penyakit lupus belum diketahui, ada beberapa cara yang dapat membantu mencegah perkembangan penyakit ini:
1. Pola Hidup Sehat
Menerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari merokok dapat membantu menjaga kesehatan dan mencegah perkembangan penyakit lupus.
2. Melindungi Diri dari Paparan Matahari Berlebihan
Paparan sinar matahari dapat memicu perkembangan penyakit lupus. Oleh karena itu, lindungi diri dari paparan sinar matahari dengan mengenakan pakaian yang tertutup dan menggunakan tabir surya.
3. Mengelola Stres
Stres dapat memicu perkembangan penyakit lupus. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan cara seperti meditasi, yoga, atau terapi.
4. Berkonsultasi dengan Tenaga Medis
Apabila memiliki riwayat keluarga dengan penyakit lupus atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Apakah Penyakit Lupus Menular?
Lupus tidak menular, bahkan melalui kontak seksual. Seseorang tidak dapat terjangkit lupus dari orang lain atau menularkan lupus kepada seseorang. Lupus berkembang sebagai respons terhadap kombinasi faktor-faktor baik dalam maupun luar tubuh, termasuk hormon, genetika, dan lingkungan.